img
Pj Bupati Sarolangun Bahri Pimpin Apel Gelar Pasukan Siaga Bencana Hidrometeorologi 2024
  • BOB
  • December 24, 2024
  • Pengunjung (118)

SAROLANGUN - Penjabat Bupati Sarolangun, Dr. Bahri, S.STP, M.Si, memimpin langsung kegiatan Apel Gelar Pasukan Siaga Bencana Hidrometeorologi Kabupaten Sarolangun Tahun 2024 pada Selasa (24/12/2024) di Lapangan Gunung Kembang, Komplek Perkantoran Bupati Sarolangun. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menghadapi dan mengantisipasi potensi bencana alam seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin puting beliung.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Pabung Kodim 0420/Sarko Mayor CHK Dedy Afrizal, SH, MH, perwakilan Polres Sarolangun F Aritonang, serta jajaran Forkopimda Sarolangun. Selain itu, turut hadir Pj Sekda Sarolangun Ir. Dedy Hendry, M.Si, Asisten I Sarolangun Drs. H. Arief Ampera, Kepala Inspektorat Sarolangun Henriman, S.Sos, Kalaksa BPBD Sarolangun Solahuddin Nopri, SH, serta kepala OPD di lingkungan Pemkab Sarolangun. Kegiatan ini juga dihadiri oleh personel gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Damkar, Satpol PP, Dishub, Dinkes, PMI, Dinsos, Tagana, dan Pramuka.

Dalam kesempatan tersebut, Penjabat Bupati Bahri bersama jajaran Forkopimda Sarolangun melakukan pengecekan kesiapan petugas dan sarana prasarana serta menyematkan tanda satuan tugas kepada para personil yang akan bertugas dalam penanganan bencana.

Pj Bupati Bahri dalam sambutannya menjelaskan bahwa bencana hidrometeorologi adalah bencana alam yang berhubungan dengan iklim, seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, gelombang pasang, dan kekeringan. Di Kabupaten Sarolangun, sejak awal tahun 2024, sejumlah bencana telah terjadi, termasuk banjir di Kecamatan Pauh, CNG, Limun, Mandiangin, Pelawan, Batang Asai, Bathin VIII, dan Sarolangun. Sementara itu, bencana tanah longsor tercatat terjadi di Desa Pasar Pelawan dan Desa Panti.

Bahri menekankan bahwa Kabupaten Sarolangun memiliki banyak potensi bencana alam, terutama banjir dan longsor, sehingga penting untuk memiliki pos-pos bencana dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi ancaman tersebut. Kelompok yang paling rentan terhadap dampak bencana hidrometeorologi, menurut Bahri, adalah kaum ibu dan anak, yang memerlukan perhatian khusus dalam hal pelatihan mitigasi bencana.

Dalam arahannya, Bahri meminta seluruh personel satuan tugas siaga bencana untuk meningkatkan sinergitas dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Ia juga menekankan pentingnya pendekatan preventif kepada masyarakat agar mereka dapat lebih siap dalam menghadapi potensi bencana.

"Siapkan mental dan fisik yang prima, lakukan pelatihan secara intensif dan terpadu terhadap personel yang akan ditugaskan, serta persiapkan peralatan dengan baik agar pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dapat berjalan dengan lancar," ujar Bahri.

Ia juga menegaskan bahwa dalam situasi bencana, seluruh sumber daya, baik personel maupun peralatan, harus dikerahkan untuk memberikan pertolongan dan mengurangi korban. Bahri menekankan pentingnya koordinasi dan komunikasi yang baik antara seluruh pihak terkait dalam rangka penanganan bencana yang efektif dan cepat.

Di akhir kegiatan, Bahri bersama Forkopimda Sarolangun berfoto bersama dengan personel satuan tugas sebagai simbol kesiapan Kabupaten Sarolangun dalam menghadapi potensi bencana alam yang mungkin terjadi. (IKP-KOMINFO)