img
Pj Bupati Sarolangun Bachril Bakri Apresiasi Pengelolaan TPA Sampah

SAROLANGUN - Usai menyambangi RSUD Sarolangun, Penjabat Bupati Sarolangun Dr Ir Bachril Bakri, M.App, Sc bertolak ke Desa Pelawan, Kecamatan Pelawan, pada Sabtu (27/05/2023).

Tak kenal lelah, Bachril Bakri bersama Sekda Sarolangun Ir Endang Abdul Naser, beserta rombongan kepala OPD di lingkungan Pemkab Sarolangun untuk melihat langsung kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Bukit Baru yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup Daerah (LHD) Kabupaten Sarolangun.

Dari pantauan dilapangan, kedatangan Penjabat Bupati Sarolangun tersebut disambut hangat oleh Kadis LHD Sarolangun Kurniawan, ST beserta jajaran yang bertugas di TPA sampah Bukit Baru tersebut.

Disana, Penjabat Bupati Sarolangun Bachril Bakri melihat langsung kondisi TPA sampah yang pengelolaannya telah menerapkan design dengan tekhnologi Sanitary Landfill, serta melihat langsung pemanfaatan sampah yang bisa diolah menjadi pupuk baik organik maupun non organik.

TPA sampah yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Sarolangun diatas lahan seluas 8,5 hektar dan dengan luas zona landfill 0,82 hektar itu dengan kapasitas 72,92 meter kubik perhari serta dengan kapasitas maksimal setinggi 9 meter dan volume sampah 145,4 meter kubik.

Kepada awak media, Penjabat Bupati Sarolangun Bachril Bakri memberikan apresiasi atas pengelolaan sampah yang dilakukan oleh dinas terkait, sehingga sampah yang diangkut dari wilayah kota Sarolangun dan Kecamatan Singkut tersebut bisa diproses dengan baik.

" TPA kita sudah bagus dan baru, masih setahun, kapasitasnya masih banyak, kalau bisa pengolahan sampah bisa digunakan untuk pengembangan lain, seperti biomassa ataupun biopulp," katanya.

Biomassa sendiri adalah istilah yang digunakan untuk menyebut semua senyawa organik yang berasal dari tanaman budidaya, alga dan sampah organik yang dapat dijadikan sumber energi alternatif dengan bahan baku yang dapat terbarukan.

Sedangkan Biopulp ini merupakan proses pengolahan limbah menggunakan teknologi ramah lingkungan yang terinspirasi dari proses pelapukan kayu dan sampah tanaman oleh mikroorganisme. 

Meski demikian, Bachril Bakri menyebutkan kedepan untuk pemanfaatan sampah ini masih akan dikaji lagi agar bisa lebih efektif dan efisien sehingga tetap dapat ramah lingkungan, jika memang perlu dilakukan studi banding ke daerah lain yang pengelolaan dan pemanfaatan sampah di TPA yang lebih baik.

" Kita pelajari di daerah lain seperti apa pemanfaatannya itu nanti," kata pejabat eselon II di Kemendagri tersebut.

Sementara itu, Kadis LHD Sarolangun Kurniawan mengatakan bahwa pembangunan TPA bukit baru ini merupakan bantuan dari kementrian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jambi dengan anggaran Rp 1,8 Miliar serta didalamnya dapat bantuan satu unit excavator 200 PC.

Pembangunannya meliputi zona landfill, kolam instalasi pengolahan Lindi (IPL), Hanggar alat berat, Jalan operasional, papan nama TPA, tempat cuci truk, Menara Tandon air, Kantor dan Musholla, Gapura dan Pos jaga dan jembatan timbang.

" Sebelumnya TPA yang lama Sampahnya cendrung berserakan, dan kalau sekarang di TPA yang baru tentu lebih bersih dengan pengelolaan sampah yang baik. Kami harap masyarakat dapat membantu kami untuk dapat membuang sampah pada waktunya dan tempatnya," katanya.

Sebelumnya Pemkab Sarolangun telah memiliki TPA sampah yang dinamakan TPA tembok Cino. Namun saat ini  sudah relatif penuh sehingga diperlukan perluasan atau lokasi baru untuk memproses sampah masyarakat Sarolangun. Maka untuk mengatasi persoalan itu dibangunlah TPA Bukit Baru dengan tekhnologi Sanitary landfiill yang saat ini telah di operasikan.(IKP-DISKOMINFO)