Pj Bupati Sarolangun Bachril Bakri Hadiri Rakor Penanganan Bencana Bansor Provinsi Jambi, Paparkan Dampak Banjir Di Sarolangun
SAROLANGUN - Penjabat Bupati Sarolangun, Dr. Ir. Bachril Bakri, M.App.Sc, hadir langsung dalam Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Banjir dan Longsor (Bansor) Provinsi Jambi Tahun 2024, pada Kamis (25/01/2024) di auditorium Rumah Dinas Gubernur Jambi.
Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB RI, Mayjend Fajar Setyawan, serta Gubernur Jambi, Dr. H Alharis, S.sos, MH, Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto, Kepala Kepolisian Daerah Jambi, Brigjend Pol Drs Rusdi Hartono, M.Si, Danrem 042/Garuda Putih, Kolonel Inf Rachmat, S.IP, Kepala Kejaksaan Tinggi Jambi, Elan Suherlan, SH, Sekda Provinsi Jambi, H Sudirman, SH, MH, serta Walikota dan Para Bupati Se-Provinsi Jambi.
Dari Kabupaten Sarolangun, Penjabat Bupati Sarolangun Bachril Bakri didampingi oleh Pabung Kodim 0420/Sarko, Mayor CHK Dedy Afrizal, SH, Kalaksa BPBD Sarolangun, Solahuddin Nopri, SH, dan Kadis Sosial Sarolangun, Helmi, SH, MH.
Dalam rapat tersebut, Penjabat Bupati Sarolangun Bachril Bakri menyampaikan kondisi dampak bencana banjir dan longsor yang terjadi di wilayah Kabupaten Sarolangun kepada Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Republik Indonesia dan forkompinda Provinsi Jambi.
Dijelaskan bahwa dari 11 Kecamatan yang ada di Kabupaten Sarolangun, terdapat 8 Kecamatan yang terdampak bencana banjir, melibatkan 65 desa/kelurahan, dengan jumlah rumah terdampak mencapai 8.485 unit dan melibatkan 9.160 Kepala Keluarga, serta jumlah penduduk terdampak melebihi 13 ribu orang.
"Mengingat ekonomi masih berjalan, status yang kita tetapkan untuk Kabupaten Sarolangun adalah siaga bencana Hidrometeorologi (Banjir, longsor) dan tanggap bencana. Kedepannya, kami membutuhkan tenda, perahu karet, dan perahu speed boat untuk mengatasi kesulitan mencakup seluruh desa dan kecamatan," ungkapnya.
Bachril Bakri juga menjelaskan bahwa banjir telah menyebabkan kerusakan pada fasilitas pelayanan publik, seperti Kantor Pemerintahan Desa, Markas Polsek, sekolah SD dan SMP, sarana tempat ibadah, TPA, dan madrasah, serta lahan pertanian dengan luasan ratusan hektar.
"Ini termasuk kerusakan pada infrastruktur, seperti empat titik jembatan gantung dan jembatan penghubung yang rusak," tambahnya.
Selain itu, dalam penanganan banjir, PJ Bupati Sarolangun bersama forkopimda turun langsung meninjau lokasi banjir, melakukan evakuasi terhadap warga yang terjebak, serta menyalurkan bantuan sembako kepada masyarakat yang terdampak.
"Pertama-tama, kami menolong warga dengan evakuasi menggunakan perahu karet dan mendirikan posko banjir serta dapur umum. Kami juga memberikan bantuan pangan seperti sembako, beras, gula, sarden, rendang siap saji, minyak, mie instan, dan terus menghimbau masyarakat untuk waspada terhadap banjir," jelasnya.
Menyebutkan penyebab banjir di Kabupaten Sarolangun, Bachril Bakri menyebutkan tiga sungai utama, yaitu Sungai Batang Merangin, Sungai Batang Limun, dan Sungai Batang Asai, yang alirannya bertemu di Sungai Batang Tembesi Sarolangun.
"Peningkatan debit air sungai akibat hujan deras menyebabkan luapan air ke pemukiman warga, terutama yang berada di daerah aliran sungai," tambahnya.
Untuk mengantisipasi banjir di masa mendatang, Bachril Bakri menyatakan akan melakukan kegiatan reboisasi dan menggalakkan penanaman pohon untuk penghijauan, serta melakukan upaya untuk mengatasi kerusakan hutan.
"Saat ini, banjir di Sarolangun sudah mulai surut, hanya tinggal dua kecamatan yang masih sedikit tergenang, yaitu kecamatan Pauh dan Mandiangin," tutupnya.
"Bantuan sudah kami salurkan, dan kami juga menerima bantuan dari CSR perusahaan dan bank Jambi yang sudah disalurkan ke seluruh kecamatan, kecuali kecamatan Sarolangun yang masih menunggu data. Bantuan berupa makanan pokok sudah kami salurkan," tambahnya. (IKP-KOMINFO)