img
Tinjau Turap Ambruk Di Desa Pulau Aro, Pemkab Sarolangun Rencanakan Normalisasi Sungai

SAROLANGUN - Akibat hantaman arus air sungai Desa Pulau Aro, Kecamatan Pelawan mengakibatkan tebing dan turap yang dibangun mengalami runtuh belakangan ini yang kian hari semakin bertambah.

Kondisi itu mengancam keberadaan musholla dan rumah warga setempat serta intake Perumda Tirta Sako Batuah, jika dibiarkan tanpa ada solusinya.

Dari pantauan dilapangan, Selasa (06/12/2022) siang tadi memang aliran sungai Batang asai yang ada di Desa Pulau Aro, menerjang tebing pada daerah tikungan aliran sungai yang mengakibatkan tebing runtuh secara terus menerus.

Mendapatkan kabar tersebut, Penjabat Bupati Sarolangun Henrizal, S.Pt, MM turun langsung meninjau kondisi turap tersebut serta meninjau lokasi untuk perencanaan pengalihan aliran arus sungai atau normalisasi sungai.

Penjabat Bupati Henrizal turut didampingi H Hillalatil Badri mantan Wakil Bupati Sarolangun, Sekretaris Dinas PUPR Zainul Arifin, Kabag Prokopim Sulaiman, Camat Pelawan Sibawaihi, TNI/Polri, Kades Pulau Aro Arzon, serta tokoh masyarakat setempat.

Dalam peninjauan tersebut, Penjabat Bupati Sarolangun Henrizal beserta rombongan awalnya menaiki perahu getek untuk menyisiri aliran sungai, dan menariknya juga Kepala BKD Provinsi Jambi itu juga tak sungkan untuk turun langsung ke semak-semak melintasi areal perkebunan sawit milik warga untuk melihat langsung areal lokasi rencana normalisasi aliran sungai dan melihat aktivitas excavator yang sedang bekerja mengeruk tanah.

Usai meninjau lokasi tersebut, Penjabat Bupati Sarolangun Henrizal mengatakan bahwa memang untuk menghindari dampak buruk akibat terjangan air sungai, maka harus dilakukan normalisasi sungai dengan mengalihkan aliran sungai.

” Jadi pada hari ini saya bersama dinas teknis dan PDAM itu sudah melihat langsung kondisi dari pada rencana normalisasi sungai yang ada di pulau Aro. Kami akan cari solusinya seperti apa, saya sudah sampaikan ke dinas tekhnis dan akan segera lapor ke balai sungai di Jambi, dan sudah menghubungi pimpinannya dan akan menurunkan stafnya ke sana,” katanya saat diwawancarai awak media.

Menurut Henrizal, ada dua hal penting yang harus jadi perhatian dalam rencana normalisasi sungai ini. Pertama, keberadaan Intake Perumda Tirta Sako Batuah, jika dilakukan normalisasi sungai maka sumber air baku Perumda tersebut akan berkurang sehingga berdampak terhadap suplai air bersih kepada 33 ribu pelanggan yang ada di Kecamatan Pelawan dan Kecamatan Singkut.

Kedua, jika tidak dilakukan normalisasi sungai tersebut maka hanya akan menunggu waktu, kondisi tebing yang kian runtuh akan mengakibatkan bangunan yang ada di sekitar dekat aliran sungai akan runtuh dan hanyut dibawa arus sungai.

” Ada dua hal yang berkepentingan, yakni ketika normalisasi sungai kita lakukan ada suatu kegiatan terganggu yakni PDAM, Masalah kedua, ketika tidak di normalisasi secara otomatis dalam hitungan waktu desa kita ini akan longsor hanyut bersama sungai ini bahkan PDAM juga seperti itu,” katanya.

” Ibaratnya dua mata sisi uang yang berlaku, buah simalakama itu. Insa Allah dalam waktu dekat saya akan berikan solusi guna mengatasi kepentingan masyarakat. Terkait anggaran, pak kadis pupr akan menghitung secara tekhnis yang jelas ini salah satu pilihan harus dilakukan,” kata dia menambahkan. (*)