img
Pj Bupati Henrizal Serahkan Bansos BTT Bagi Guru Ponpes dan Pegawai Syarak Kelurahan

SAROLANGUN - Pemerintah Kabupaten Sarolangun menyerahkan bantuan sosial dari Biaya Tak Terduga (BTT) untuk penanganan dampak inflasi Di Kabupaten Sarolangun, Rabu (07/12/2022) di aula Kantor Camat Sarolangun.

Diketahui bahwa Pemkab Sarolangun pada APBD Perubahan tahun anggaran 2022 ini telah mengalokasikan anggaran BTT sebesar Rp 4,4 Miliar atas instruksi pemerintah pusat untuk mengalokasikan 2 persen APBD dalam penanganan dampak inflasi.

Bantuan sosial kali ini diserahkan oleh Penjabat Bupati Sarolangun Henrizal, S.Pt, M.M., yang diberikan kepada para guru pondok pesantren dan pegawai syaraq kelurahan se-Kabupaten Sarolangun.

Turut hadir juga dalam kegiatan tersebut, Kabag Ekonomi Setda Sarolangun Davidman, Kabag Kesra Setda Sarolangun Puadi, S.Ag, Camat Sarolangun Bustra Desman, SE, MM diwakili Sekcam Sarolangun Dedi Kurniawan, SE, Jajaran OPD terkait, Para Lurah se-Kecamatan Sarolangun, dan Para guru pondok pesantren dan pegawai syaraq kelurahan.

Penjabat Bupati Sarolangun Henrizal mengatakan bantuan sosial ini diberikan kepada 47 pondok pesantren dengan jumlah guru sebanyak 974 orang dengan jumlah total bantuan sebesar Rp 438.300.000,-, dan Pegawai syarak kelurahan di 9 kelurahan diberikan bantuan sebanyak 120 orang dengan total Rp 54 Juta.

Bantuan yang diberikan ini tentunya agar tidak menghitung berapa jumlahnya, akan tetapi, hal ini dalam rangka perhatian pemerintah untuk meringankan beban masyarakat Sarolangun.

”Masing-masing guru ponpes dan pegawai syaraq menerima bantuan sosial sebesar Rp 450 ribu perorang. Sedangkan guru ngaji dan Marbot mesjid masih dalam proses verifikasi, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini dapat diberikan bantuan sosial,” katanya.

Henrizal juga menjelaskan bahwa diketahui bahwa dampak inflasi ini mempengaruhi ekonomi masyarakat Sarolangun khususnya dan umumnya di wilayah provinsi Jambi, dimana salah satu faktor tingginya angka inflasi dikarenakan harga cabe. Di Kabupaten Sarolangun pernah mencapai Rp 160 ribu perkg, namun pada hari ini harga cabe sudah turun dengan kisaran Rp 26 ribu perkilonya.

” Selain cabe ada juga komoditas telor, beras dan mie yang mengalami kenaikan,” katanya.

Dalam penanganan dampak inflasi ini, bantuan sosial BTT bukan hanya disalurkan kepada guru ponpes dan pegawai syaraq, akan tetapi juga diberikan kepada masyarakat yang terdampak inflasi pada sektor pertanian dan peternakan, UMKM, Angkutan Desa atau transportasi.

” Dalam penyaluran bantuan sosial ini tidak ada biaya operasional, dan tetap dilakukan secara non tunai, tujuannya dalam rangka meminimalisir terjadinya kebocoran anggaran. Penggunaan anggaran ini kita di awasi, dan sangat rawan, Untuk itu kepada para OPD yang menyalurkan ini saya minta untuk bekerja dengan sebaik-baiknya sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya. (*)